Laporan Bacaan 3 Metode Penelitian_Ratna Pranesha (21016106)
LAPORAN BACAAN METODE PENELITIAN PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
PERTEMUAN 3

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Abdurahman, M.Pd
OLEH:
Ratna Pranesha
21016106
PENDIDIKAN BAHASA & SASTRA INDONESIA & DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Kajian Teori dan Tinjauan Pustaka (Literatur Review) dalam Penelitian
A. Kajian
Teori
1. Pengertian
Kajian Teori
Kajian teori dalam proses penelitian merupakan serangkaian proses dalam mensintesa dan menganalisa konsep-konsep yang relevan dengan suatu variabel yang disajikan. Teori merupakan konsep, definisi, proposisi yang berguna untuk menganalisis suatu fenomena yang dilakukan secara sistematik menggunakan pola hubungan antar variabel yang dikaji.
2. Pengertian
Teori dalam Penelitian
Para ahli memberikan banyak definisi
teori dalam penelitian. Para peneliti menggunakan teori secara berbeda dalam
berbagai jenis penelitian, tetapi beberapa jenis teori hadir dalam sebagian
besar penelitian sosial (Neuman, W. L., & Kreuger, n.d.). Hal tersebut
mengandung makna bahwa teori dalam penelitian sangat dominan ditemukan dalam
model penelitian sosial.
Teori merupakan sekumpulan konstruk
(konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi melihat fenomena secara
sistematik dan menyeluruh, melalui spesifikasi hubungan antar variable,
sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena (Kerlinger,
1978). Proposisi merupakan rancangan usulan, ungkapan yang dapat dipercaya,
disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar-tidaknya. Pendapat lain
mengatakan bahwa teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang
tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena (Cooper, Schindler, & Sun, 2006). Dari kedua pendapat
di atas dapat dijelaskan bahwa teori dapat berupa konsep, defisini, proposisi tentang
suatu variabel yang dapat dikaji, dikembangkan oleh peneliti.
Teori berupa sebuah penjelasan atau
hal yang menjelaskan tentang sebuah system yang mendiskusikan bagaimana sebuah
fenomena terjadi dan mengapa fenomena itu terjadinya demikian (Christensen, Johnson,
Turner, & Christensen, 2011; Johnson & Christensen, 2019, 2019). Teori
mengandung arti yang penting, apabila teori tersebut dapat melukiskan,
menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada (Monks, F. J., & Knoers, A. M.
P. Siti Rahayu., 1999). Teori membutuhkan konstruksi agar mengandung makna yang
utuh dan mendalam.
3. Peran
dan Fungsi Teori dalam Penelitian
Beberapa kegunaan dan fungsi teori
dalam penelitian menurut (Cooper et al., 2006), diantaranya : (1) Teori
mempersempit/membatasi ruang atau kawasan dari fakta yang akan kita pelajari.
(2) Teori menyarankan sistem pendekatan penelitian yang disukai untuk
mendapatkan makna yang sesungguhnya), (3) teori menyarankan sistem penelitian
yang memungkinkan untuk mengimpose data sehingga diklasifikasikan dalam jalan
yang lebih bermakna. (4) Teori merangkum suatu pengetahuan tentang sebuah objek
kajian dan pernyataan yang tidak diinformasikan yang diluar observasi yang
segera. (4) Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta-fakta yang lebih jauh
yang bisa ditemukan dalam penelitian.
Semua penelitian memiliki kaidah
ilmiah, dengan demikian semua peneliti harus menggunakan dasar teori ilmiah
(Sugiyono, 2014). Pada penelitian kuantitatif dan penelitian eksperimen teori
harus sudah jelas sebelum penelitian dilakukan. Hal itu dikarenakan toeri
ilmiah akan dijadika dasar untuk memperjelas masalah penelitian, dasar
penarikan kesimpulan, dan memprediksi hasil akhir dari penelitiian.
Dari pendapatnya di atas dapat
disimpulkan bahwa teori berfungsi untuk memperjelas masalah penelitian sehingga
para peneliti dan pembaca hasil penelitian dapat dengan mudah mengidetifikasi
masalah yang ada dalam objek penelitian. Kedua sebagai dasar untuk merumuskan
hipotesis penelitian. Dengan demikian peneliti dapat menyusun dugaan sementara
yang didasarkan pada masalah yang temukan dengan membandingkan pada teori—teori
yang ada. Ketiga berfungsi sebagai feferensi untuk menyusun instrumen
penelitian. Sebagaimana kita ketahui bahwa penyusunan instrumen penelitian
didasarkan pada kajian teori yang relevan.
Beberapa fungsi tersebut sejalan dengan pendapatnya (Bennett, Borg, & Gall, 1984; Gall, Borg, & Gall, 2003) yang menyatakan beberapa tujuan dari proses kajian teori diantaranya: (1) membatasi masalah penelitian, (2) menemukan benang baru yang diteliti, (3) menghindari pendekatan yang tidak sesuai, (4) memperoleh metodologi yang mencerahkan. (5) Mengidentifikasi rekomendasi untuk penelitian yang lebih jauh dan mencari grand teori pendukung. Dengan demikia kajian teori memili peran yang sangat penting dalam rangkaian proses penelitian yang baik.
4. Langkah-langkah
dalam Penyusunan Kajian Teori
Penyusunan kajian teori membutuhkan perhatian serius, peneliti tidak boleh menyepelekan proses ini, karena untuk mendapatkan kualitas literatur yang bermutu peneliti membutuhkan 3-6 bulan. Terlebih apabila peneliti belum pernah mengkaji topik tersebut sebelumnya (Gall et al., 2003). Namun demikian berbeda dengan kondisi saat ini, dimana sumber rujukan sudah lebih mudah diperoleh. Para peneliti dapat menyusun kajian teori dalam waktu hitungan minggu tergantung pada tingkat ketekunan masing-masing.
Langkah-langkah melakukan kajian teori menurut (Gall et al., 2003) adalah sebagai berikut:
1) Mencari
sumber utama yang dapat dirujuk dari artikel jurnal, buku-buku, laporan
penelitian dan publikasi lain yang dapat digunakan sebagai rujukan utama.
2) Menggunakan
sumber tambahan dari hasil pemikiran seseorang yang ia rangkum dari berbagai
rujukan dengan mengkaji secara mendalam.
3) Membaca
sumber utama. Setelah semua sumber teridentifikasi maka selanjutnya peneliti
harus membaca seluruh sumber bacaan untuk menemukan berbagai cara pandang
tentang riset yang akan dilakukannya.
4) Mensintesis bahan bacaan. Tahap ini merupakan tahapan yang penting, karena biasanya peneliti tergoda untuk melakukan tindakan copy paste dari rujukan yang dibacanya, padahal semestinya peneliti tersebut melakukan kajian analisis dan mengkomparasikannya dengan hasil penelitian lainnya.
(Sugiyono, 2014) mengatakan bahwa secara umum langkah-langkah
untuk dapat melakukan kajian teori adalah sebagai berikut:
1) Tetapkan
variabel yang diteliti
2) Mencari
sumber (buku, jurnal, kamus, laporan penelitian)
3) Lihat
referensinya dan pilih yang terkait dengan topik yang ditulis
4) Cari
dan bandingkan teori variabel dari berbagai sumber bacaan
5) Baca
seluruh isi topik yang sesuai dengan variabel
6) Deskripsikan
teori dengan bahasa sendiri
7) Jangan
lupa cantumkan sumber yang dikutif.
B. Kajian
Pustaka (Literatur Review)
1. Pengertian
Kajian Pustaka
Secara umum, kajian pustaka didefinisikan sebagai
ringkasan yang didapatkan dari suatu sumber bacaan yang berkaitan dengan
bahasan penelitian. Latar belakang yang membahas fungsi persiapan pengumpulan
data aktual biasanya akan tertulis dalam sebuah tinjauan literatur di dalam
setiap survei dan penelitian eksperimental. Melalui sebuah studi baru dalam
penelitian terbaru, kajian pustaka ini juga digunakan untuk menciptakan konteks
masa lalu.
Secara umum, kajian pustaka diartikan sebagai ringkasan
dan teori yang didapatkan melalui bacaan yang relevan. Tinjauan literatur juga
berfungsi sebagai latar belakang persiapan pengumpulan data aktual dalam
penelitan eksperimental. Selain itu, kajian pustaka berfungsi sebagai konteks
masa lalu dalam sebuah studi baru.
Kajian pustaka biasanya membicarakan hal-hal seperti:
1) Teori
pendukung yang digunakan sebagai landasan. Teori ini dibagi menjadi tiga macam,
yaitu teori induk (grand theory), teori turunan (middle range theory), dan
teori aplikasi (applied theory).
2) Penelitian
terdahulu yang mengkaji permasalahan yang sama.
Dapat
disimpulkan bahwa kajian pustaka mempunyai fungsi penting sebagai dasar dan
penguat gagasan tokoh dalam suatu penelitian. Hal yang harus digarisbawahi
adalah literatur yang menjadi kajian utama haruslah bersumber dari buku,
artikel jurnal ilmiah atau karya tulis ilmiah lainnya.
2. Pentingnya
Kajian Pustaka
Ada beberapa alasan dalam menemukan hasil yang relevan
dengan variabel dalam penelitian, yaitu:
1) Sebagai
perkiraan akan keberhasilan suatu penelitian. Misalnya saja seorang peneliti
ingin melihat keefektifan program konseling untuk bisa meningkatkan harga diri.
Dengan membaca penelitian terdahulu, peneliti dapat menilai apakah penelitian
mereka akan efektif kelak. Jika pada penelitian terdahulu tidak ditemukan
korelasi antara dua hal tersebut, maka penelitian baru yang akan dilakukan pun
kelak menghasilkan hasil serupa. Artinya, para peneliti harus cermat dan
mengganti topik penelitian mereka.
2) Hubungan
antara peneliti dan database ilmu pengetahuan khususnya mengenai topik yang
dikaji.
3) Penelitian
akan memiliki kegunaan lebih ketika penelitian tersebut relevan dengan
penelitian terdahulu. Contoh kasus yang dapat diambil adalah ketika peneliti
pertama mendefinisikan kata “prestasi akademik” sebagai representasi jumlah
murid yang menguasai ilmu di sekolah. Di sisi lain, peneliti kedua
mendefinisikannya dengan tingkat kepintaran seorang murid. Hal ini nantinya
dapat membawa pengaruh buruk bagi kajian psikologi pendidikan. Penelitian yang
didasarkan pada definisi kedua menggangap bahwa prestasi di bidang akademik
akan bergerak naik seiring bertambahnya umur.
4) Untuk
memperkokoh alasan mengenai pentingnya pelaksanaan penelitan tersebut.
Penelitian akan dianggap kurang bermanfaat ketika penelitian tersebut bersifat
langka. Penelitian akan lebih bermanfaat ketika dapat memberikan informasi
terkait topik permasalahan.
5) Peneliti
dapat mengembangkan pemahamannya terhadap setiap variabel. Kualitas suatu
penelitian dapat ditingkatkan dengan mengembangkan pemahaman peneliti terhadap
variabel utama.
6) Agar
peneliti menjadi lebih tahu bagaimana suatu variabel harus diperhitungkan.
Melalui penelitian terdahulu, peneliti akan mendapatkan instrumen yang telah
divalidasi. Selain itu, peneliti juga bisa memahami bagaimana suatu variabel
diperhitungkan keberadaannya yang kemudian dapat membantu pengembangan
instrumen.
7) Bagian
penting dari suatu kajian pustaka adalah menulis laporan penelitian
8) Peneliti
akan terbantu untuk menulis bagian-bagian lain dari laporan penelitian.
9) Adanya
tips yang dapat membantu pengembangan penelitian.
3. Fungsi
dan Tujuan Kajian Pustaka
Leedy berpendapat bahwa kajian pustaka mempunyai banyak
fungsi dan tujuan, yaitu:
1) Membantu
peneliti untuk mengetahui adanya penelitian terdahulu yang serupa termasuk
simpulan apakah penelitian yang dilakukan sebelumnya berhasil menjawab
permasalahan yang ada.
2) Peneliti
dapat mengetahui metode dan teknik jenis apa yang digunakan dalam penelitian
terdahulu.
3) Informasi
mengenai data yang mungkin belum diketahui sebelumnya.
4) Membantu
untuk menemukan peneliti dengan karya yang relevan dengan topik penelitian.
5) Peneliti
akan lebih mengetahui dimana kedudukan penelitiannya kelak dalam sejarah
perkembangan.
6) Menemukan
ide dan pendekatan lain yang mungkin belum pernah terfikirkan oleh peneliti.
7) Validasi
atas keaslian sebuah penelitian.
8) Meningkatkan
rasa percaya diri pada peneliti karena mereka akan berpikir bahwa ada pihak
lain sebelum mereka yang juga telah berhasil menjalankan penelitian serupa.
Tujuan utama dari kajian pustaka adalah menemukan
penelitian terdahulu yang memiliki hubungan erat dengan topik penelitian.
Sedangkan, tujuan utama dari adanya studi literatur adalah mencari tahu lebih
dalam mengenai variabel penelitian, mengklasifikasikan antara hal yang perlu
dan tidak untuk dilakukan, melakukan sintesa dan mendapatkan sudut pandang baru
serta menemukan korelasi antar variabel. Kajian pustaka memiliki tujuan utama
yaitu:
1) Memberikan
informasi tentang hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang
tengah dijalankan
2) Menemukan
hubungan antara penelitian yang sedang dilakukan dengan literatur yang tersedia
3) Mengisi
celah kosong yang ada di penelitian terdahulu.
Ibnu S. dkk., menjelaskan bahwa dalam penelitian
kuantitatif, kajian pustaka bertujuan untuk:
1) Menemukan
informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian
2) Mencari
tahu lebih jelas mengenai segala hal yang berhubungan dengan penelitian
3) Mengulas
teori yang berhubungan untuk kemudian dijadikan landasan
4) Mengkaji
lebih dalam mengenai penelitian terdahulu dan mengklasifikasikan
bagian-bagiannya
5) Mencegah
terjadinya duplikasi dengan penelitian terdahulu.
Dari penejelasan tersebut
dapat dipahami mengenai fungsi vital dari kajian pustaka yakni merupakan salah
satu media yang membantu peneliti untuk bisa memecahkan persoalan. Selain itu,
kajian pustaka memiliki tujuan utama untuk mengetahui apa saja yang telah
dilakukan oleh orang terdahulu untuk mengatasi topik permasalahan ini. Selain
bertujuan untuk mencegah terjadinya duplikasi karya tulis, kajian pustaka juga
untuk memperluas pemahaman mengenai topik bahasan berdasarkan kerangka logis.
Dengan mengulas kembali penelitian terdahulu, peneliti mampu memberikan alasan
yang kuat untuk hipotesis dan juga memperkokoh urgensi adanya penelitian
terkait.
4. Langkah-Langkah
Penyusunan Kajian Pustaka
Langkah efektif untuk menyusun kajian pustaka berupa
penelusuran informasi yang bersifat umum sebelum menilik informasi khusus.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan yakni:
1) Formulasi
permasalahan. Topik permasalahan akan dijelaskan secara lengkap, tepat, dan
akurat oleh penulis.
2) Mencari
literatur. Gambaran mengenai topik penelitian didapatkan dari literatur yang
relevan. Nantinya, hal tersebut akan berguna jika didukung oleh pengetahuan
yang cukup mengenai topik kajian karena sumber-sumber tersebut akan menjelaskan
mengenai penelitian terdahulu secara menyeluruh.
3) Mengevaluasi
data. Penulis harus pandai memilah informasi yang dibutuhkan dan tidak.
Data-data tersebut dapat berupa data kualitatif, kuantitatif, ataupun gabungan
dari keduanya.
4) Melakukan
analisis dan interpretasi. Melakukan diskusi kemudian meringkasnya dengan
pengemasan semenarik mungkin.
Berikut merupakan tata cara untuk menyusun kajian pustaka
berdasarkan Ary dan Creswell dalam Prastowo:
1) Melakukan
identifikasi kata kunci untuk mempermudah pencarian data lain yang dibutuhkan.
2) Melakukan
pengamatan terhadap abstrak hasil penelitian terdahulu
3) Menciptakan
peta literatur yang berisi urutan dan keterkaitan topik penelitian yang
kemudian dipakai sebagai alat untuk membuat catatan hasil bacaan
4) Menjadikan
peta literatur sebagai referensi ringkasan literatur secara lengkap
5) Menyusun
kajian pustaka secara tematis sesuai dengan teori dan konsep penting yang relevan
dengan topik dan variabel penelitian.
6) Lalu,
mengemukakan pandangan umum mengenai topik penelitian sesuai literatur yang
tersedia, dan menjelaskan orisinalitas serta keunggulan topik penelitian yang
akan dilakukan dibanding dengan literatur terdahulu.
Beberapa langkah tersebut dapat digunakan
untuk menyusun bermacam-macam metode penelitian. Selain itu, rumusan masalah
dan langkah penelitian menjadi lebih terarah karena ruang lingkup penelitian
menjadi lebih sempit.
Daftar
Pustaka
Ridwan,
M., Suhar, A. M., Ulum, B., & Muhammad, F. (2021). Pentingnya penerapan
literature review pada penelitian ilmiah. Jurnal Masohi, 2(1), 42-51.
Surahman,
E., Satrio, A., & Sofyan, H. (2020). Kajian teori dalam penelitian.
JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 3(1), 49-58.Syahrul, R. (2017). Buku
Ajar Metodologi Peneletian Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Komentar
Posting Komentar