Laporan Bacaan 13_Ratna Pranesha_21016106

 Penelitian Kualitatif

Pengertian Penelitian Kualitatif

         Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Straus dan Corbin (2008) merinci bahwa penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan.

Creswell (1998) mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.

          Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif, misalnya, ketika seseorang menangis, secara langsung kebanyakan orang akan mengatakan bahwa ia sedih. Memang kebanyakan orang menangis karena sedih, namun pendekatan kualitatif masih mempertanyakan mengapa menangis?, boleh jadi seseorang menangis karena terlalu bahagia, karena baru mendapat hadiah atau baru mendapat kabar mendapat nilai A. Berdasarkan pengertian diatas pendekatan kualitatif merupakan suatu penerapan pendekatan alamiah pada pengkajian suatu masalah yang berkaitan dengan individu, fenomenal, simbol-simbol, dokumen-dokumen, dan gejala-gejala sosial.

            Oleh karena itu penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci. Penelitian yang menggunakan pendekatan induksi yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif.

Ciri-ciri Penelitian Kualitatif

         Seperti yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya penelitian kualitatif memiliki beberapa ciri yang membedakan dengan penelitian kuantitatif, yaitu:

1)    Mengonstruksi realitas sosial, makna budaya (Construct social reality, cultural meaning)

        Apabila penelitian kuantitatif berusaha mengukur fakta yang objektif atau dengan kata lain mendeskripsikan suatu fenomena atau realitas, maka penelitian kualitatif ingin mendapatkan pemahaman yang mendalam. Untuk itu harus mencari nomenon atau makna di balik fenomena. Atau dapat dikatakan penelitian kuantitatif berusaha mendeskripsikan fenomena secara akurat (erklaren), sedangkan penelitian kualitatif ingin mendapatkan makna di balik fenomena, untuk itu perlu mendapatkan pemahaman yang mendalam dari suatu fenomena (verstehen).

1)    Berfokus pada proses interpretasi dan peristiwa-peristiwa (Focus on interactive processes, events)

       Penelitian kuantitatif berfokus pada variabel-variabel, bahkan sebelum penelitian dilakukan telah ditentukan terlebih dahulu variabel-variabel yang akan diteliti. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, fokus perhatiannya pada proses interaksi dan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadiannya itu sendiri, bukan pada variabel-variabel. Bahkan fokus penelitian dapat berubah pada waktu di lapangan setelah melihat kenyataan yang ada di lapangan. Dalam penelitian kualitatif di antara teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi.

2)    Keaslian merupakan kunci (Authenticity is key)

        Dalam penelitian kuantitatif, reliabilitas merupakan kunci, jadi analisis statistik mempunyai fungsi yang sangat strategis. Dalam penelitian kualitatif keaslian merupakan kunci, sehingga penelitian kualitatif ini juga dikatakan sebagai penelitian alamiah (naturalist inquiry). Dalam penelitian kualitatif tidak ada usaha untuk memanipulasi situasi maupun setting. Sebaliknya penelitian kuantitatif justru sering melakukan manipulasi situasi maupun setting penelitian.

3)    Nilai hadir dan nyata atau tidak bebas nilai (Values are present and explicit)

         Dalam penelitian kuantitatif, peneliti berusaha untuk tidak memperhatikan atau tidak memperhitungkan nilai (bebas nilai), sebaliknya dalam penelitian kualitatif nilai sangat diperhatikan atau diperhitungkan. Penelitian kuantitatif memegang teguh prinsip menghindari pernyataanpernyataan yang berkaitan dengan nilai-nilai dalam laporan penelitian (juga dalam skripsi, tesis, disertasi) dengan jalan menggunakan bahasa yang impersonal (misalnya tidak menggunakan kata: kita, kami, saya, kita semua), membuat laporan penelitian, mengajukan argumentasi berdasarkan faktafakta yang diperoleh dalam penelitian. Sedang penelitian kualitatif menggunakan bahasa yang personal (dapat menggunakan kata: kita, kami, saya, kita semua).

4)    Terikat pada situasi / terikat pada konteks (Situationally constrained)

        Telah dijelaskan bahwa suatu fenomena terikat pada situasi yang mengelilinginya, atau dengan kata lain selalu terikat pada konteks. Telah dijelaskan pula di depan bahwa dalam penelitian kuantitatif karena ingin menghasilkan data yang berlaku umum (universal), maka peneliti harus menjaga jarak dan bebas dari pengaruh yang diteliti. Peneliti selalu berusaha mengontrol bias, memilih percontohan yang sistematis dan berusaha objektif dalam meneliti suatu fenomena. Sebaliknya penelitian kualitatif tidak menjaga jarak dan tidak bebas dari yang diteliti karena ingin mengetahui persepsinya, atau dengan kata lain ingin mengetahui persepsi subjektif dari yang diteliti. Persepsi subjektif dari yang diteliti selalu terikat pada situasi atau terikat pada konteks.

5)    Terdiri atas beberapa kasus atau subjek (Few cases subjects)

         Dalam penelitian kualitatif karena tidak bertujuan menggeneralisasikan hasil penelitiannya, maka penelitian kualitatif tidak perlu meneliti banyak kasus atau subjek. Dalam studi kasus subjek yang diteliti dapat satu tetapi dapat juga banyak, bahkan mungkin penduduk suatu negara. Karena dalam studi kasus yang sangat penting adalah sifatnya yang sangat spesifik. Contoh penelitian tentang ‚Perkembangan Demokrasi pada Negara-negara Sosialis.‛ Negara-negara yang menganut paham Sosialis menentang paham Demokrasi. Jadi penelitian perkembangan demokrasi di negara-negara sosialis bersifat spesifik. Sebagai contoh tidak seperti dalam penelitian kuantitatif yang mematok jumlah subjek minimal sebanyak 30 (tiga puluh) individu agar dapat dianalisis dengan statistik parametrik, maka dalam penelitian kualitatif tidak mematok jumlah subjek yang diteliti.

6)    Bersifat analisis tematik (Thematic analysis)

         Dalam penelitian kualitatif karena tidak bertujuan menggeneralisasikan hasil penelitiannya, maka yang diteliti adalah hal-hal yang bersifat khusus atau spesifik, dan analisisnya bersifat tematik. Misalnya tindak kekerasan terhadap perempuan, masalah-masalah jender: perjuangan perempuan mendapatkan perlakuan yang adil dalam lapangan pekerjaan, kasus-kasus perilaku menyimpang, masalah kesulitan belajar bagi anak-anak yang tidak normal (learning-disabilities), dan lain-lain.

7)    Peneliti terlibat (Researcher is involved)

         Berbeda dengan penelitian kuantitatif di mana peneliti mengambil jarak dengan yang diteliti agar dapat menjaga objektivitas atau menghindari subjektivitas dari yang diteliti, maka sebaliknya penelitian kualitatif peneliti tidak mengambil jarak, agar peneliti benar-benar memahami persepsi subjek yang diteliti terhadap suatu fenomena. Untuk itu peneliti dapat melakukan misalnya observasi terlibat (participant observation). Dengan observasi terlibat pemahaman terhadap subjek dapat mendalam.

Fungsi Teori Dalam Penelitian Kualitatif

        Teori dipakai sebagai bahan pisau analisis temuan penelitian pada bagian pembahasan atau diskusi hasil penelitian. Dengan teori, peneliti akan memperoleh inspirasi untuk bisa memaknai persoalan. Memang teori bukan satusatunya alat atau bahan untuk melihat persoalan yang diteliti. Pengalaman atau pengetahuan peneliti sebelumnya yang diperoleh lewat pembacaan literatur, mengikuti diskusi ilmiah, seminar atau konferensi, ceramah dan sebagainya bisa dipakai sebagai bahan tambahan untuk memahami persoalan secara lebih mendalam. Demikian juga halnya dengan hasil penelitian orang lain yang memiliki topik sama dengan penelitian yang dilakukan.

         Teori dipakai sebagai informasi pembanding atau tambahan untuk melihat gejala yang diteliti secara lebih utuh. Hal ini karena tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami gejala atau persoalan tidak dalam konteks 25 mencari penyebab atau akibat dari sebuah persoalan lewat variabel yang ada melainkan untuk memahami gejala secara komprehensif, maka berbagai informasi mengenai persoalan yang diteliti wajib diperoleh.

Lebih lanjut Wirartha (2006), menyebutkan beberapa fungsi teori diantaranya adalah sebagai berikut:

a)     Memperdalam pengetahuan tentang masalah yang akan diteliti sehingga dapat melakukan kontrol

b)    Menegaskan kerangka teoritis yang menjadi landasan jalan pemikiran penelitian

c)     Mempertajam konsep-konsep yang dipergunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesisnya

d)    Menghindari terjadinya pengulangan penelitian demi penghematan waktu, tenaga dan biaya.

Jenis – Jenis Penelitian Kualitatif

        Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to understand) fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitikberatkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabelvariabel yang saling terkait. Hal ini dilakukan agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan sebuah teori. Setidaknya ada enam jenis penelitian kualitatif, yakni Biografi (Biography), fenomenologi (phenomenology), grounded theory, etnografi (ethnography), dan studi kasus (case studies).

a)     Biografi

        Dalam menulis biografi seseorang, diperbolehkan menuliskan cerita hidup seseorang yang masih hidup dan orang yang sudah meninggal. , dengan catatan memiliki data yang relevan. Denzin & Lincolin menjelaskan, cerita tentang kehidupan seseorang ditulis oleh orang lai, bukan seseorang yang bersangkutan berdasarkan pada dokumen, rekaman kejadian, dan lain-lain sebagai sumber data. (Denzin & Lincolin, 2009).

         Metode biografi yang menjadi titik fokus utama dalam penelitian adalah kisah kehidupan keseluruhan dalam beberapa fase dari satu individu yang dianggap menarik, unik, khas, dan dianggap sangat luar biasa sehingga layak untuk diangkat menjadi suatu penelitian dengan pendekatan kualitatif (Ghony & Almanshur, 2012). Alasan penting menulis biografi tentu sangat penting dan diperlukan. Masudnya biografi dapat memberikan penilain positif pada diri seseorang dan dapat memberiikan pengaruh sehingga merubah kehidupan orang lain.

a)     Fenomenologi

        Fenomenologi merupakan salah satu jenis metode penelitian kualitatif yang diaplikasikan untuk menggali dan mengungkap kesamaan makna dari sebuah konsep atau fenomena yang menjadi pengalaman hidup sekelompok individu. Sebagai metode untuk mengungkap esensi makna sekumpulan individu, fenomenologi menjadi metode riset yang dekat dengan filsafat dan psikologi, serta penerapannya syarat upaya-upaya filosofis dan psikologis. Salah satu poin penting yang menjadi kelebihan studi fenomenologis adalah pengalaman yang tersembunyi di dalam aspek filosofis dan psikologis individu dapat terungkap melalui narasi sehingga peneliti dan pembaca seolah dapat mengerti pengalaman hidup yang dialami oleh subjek penelitian. Tujuan dari penelitian fenomenologis adalah mereduksi pengalaman individual terhadap suatu fenomena ke dalam deskripsi yang menjelaskan tentang esensi universal dari fenomena tersebut. Fenomenolog berupaya “memahami esensi dari suatu fenomena”.

b)    Grounded theory

         Penelitian Grounded theory adalah suatu model dalam penelitian kualitatif dan yang bersifat konseptual atau teori sebagai hasil pemikiran induktif, bukan hasil pengembangan teori yang telah ada. Grounded theory dikhususkan untuk menemukan atau menghasilkan teori dari suatu fenomena yang berkaitan dengan situasi tertentu. Situasi yang dimaksud adalah suatu keadaan ketika individu (subjek penelitian) berinteraksi langsung, mengambil bagian dan melebur berproses menjadi sau terhadap suatu fenomena. Namun perlu dingat bahwa Grounded Theory merupakan metodologi penelitian kualitatif yang berakar pada kontruktivisme, atau paradigma keilmuan yang mencoba mengkontruksi atau merekontruksi teori atas suatu fakta yang terjadi di lapangan berdasarkan pada data empirik. Kontruksi atau rekontruksi teori itu diperoleh melalui analisis induktif atas seperangkat data diperoleh berdasarkan pengamatan lapangan.

c)     Etnografi

        Etnografi merupakan suatu penelitian yang difokuskan pada penjelasan deskriptif dan interpretasi terhadap budaya dan sistem sosial suatu kelompok atau suatu masyarakat tertentu melalui pengamatan dan penghayatan langsung terhadap kelompok aatau masyarakat yang diteliti. Peneliti memfokuskan penelitiannya pada kelompok atau suatu masyarakat tertentu melalui pengamatan dan penelitian secara langsung terhadap kelompok yang bersangkutan. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.

d)    Studi kasus

        Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini merupakan suatu model penelitian kualitatif yang terperinci tentang individu atau suatu unit sosial tertentu selama kurun waktu tertentu. Secara mendalam studi kasus merupakan suatu model yang bersifat komprehansif, intens, terperinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-masalah atau fenomenafenomena yang bersifat kontemporer.

 




DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi . 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV. Jakarta: Rineka Cipta.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Creswell, John. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. California: Sage Publications, Inc.

Milles, Matthew B. dan Huberman, Michael. 1984. Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication.

Moleong, Lexy. 1993. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Bacaan 14_Ratna Pranesha_21016106